Entri yang Diunggulkan

Meneruskan Aspirasi Historis

Mencapai cita-cita luhur yang hakiki merupakan sebuah keniscayaan untuk bersahabat dengan penderitan dan pengorbanan. Tentu dalam instrumen ...

Rabu, 19 Desember 2018

Elanvital Menjadi Sarana yang Teredukatif

Dalam kehidupan yang fana ini, terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, diantaranya adalah aspek sosial, ekonomi, politik dll. Seluruh aspek tersebut, tentu menjadikan ketergantungan tersendiri bagi seluruh manusia. Hal tersebut dikarenakan manusia secara universal tidak mampu untuk hidup secara individualis.
Kendati demikian, meskipun manusia telah terbiasa hidup secara sosial. Namun, sebagian dari mereka masih saja terdapat orang-orang yang masih menjalani realita dinamika kehidupan ini dengan penuh disafeksi. Bahkan, tidak sedikit orang-orang di dunia ini malah memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri sebagai sarana yang Sefisien baginya.
Dalam konteks ini. Orang-orang yang penuh penderitaan berfikiran bahwa dirinya memang merasa penuh dengan derita dari empirik yang pernah orang tersebut alami. Lambat laun, akhirnya hal tersebut berdampak pada psikis seseorang menjadi tertekan. Sehingga, membuat pola pikir dan gaya hidup orang tersebut selalu cenderung berfikir negatif. Akibatnya, mereka memilih untuk melakukan hal-hal  yang diluar nalar humanitarian. Rata-rata orang yang melakukan emploimen tersebut adalah orang yang berputus asa dan tidak mau menerima realita kehidupannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya aksi bunuh diri di berbagai lingkup dinamika sosial, misalnya di rumah sakit atau di penjara yang mayoritas didalamnya terdapat orang-orang yang fobi dan maras akan masa depannya.
Sebenarnya orang-orang yang berlaku demikian kebanyakan adalah orang yang tidak mau tanggap terhadap keadaan sekitar dan berefloresen dengan tepat. Mereka tidak percaya bahwa mereka mampu bangkit dari keterpurukan sehingga membuat mereka selalu berfikir negatif terhadap dirinya sendiri. Sejatinya, orang-orang yang berfikir demikian sangat membutuhkan dukungan besar, baik dari aspek sosial maupun dari diri sendiri. Dengan selalu memberikan dukungan, orang tersebut akan mengubah derogasinya menjadi sebuah pemikiran yang teredukatif dan inovatif yang cenderung akan berfikir positif, sehingga membuat orang tersebut menjadi antusias dan mampu mengubah kehidupannya sedikit demi sedikit menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi berbagai hal dikemudian hari.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa percobaan di salah satu universitas ternama, Hardvard. Mereka mengatakan bahwa dengan semangat dan etos yang tinggi jauh lebih utama untuk membuat orang yang menderita menjadi sembuh daripada menggunakan alat-alat yang masih memiliki efek samping. Hal tersebut dikarenakan energi-energi otak yang sebelumnya berfikir negatif berubah menjadi positif sehingga membuat kinerja otak menjadi lebih stabil dan dapat memulihkan keseimbangan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih fit.

Artinya, orang yang bersemangat dalam menghadapi realita kehidupan akan tidak mudah putus asa dalam menjalani hidupnya meskipun berbagai halang rintang menghalangi jalan hidupnya. Sehingga orang tersebut akan memiliki masa depan yang bermutu dan efisien. Dalam menjalani kehidupan pula, orang tersebut akan berpikir secara konsisten  dan terkadang mengambil hal yang fundamental dari empirik yang telah dilalui dan mengkonklusnya sebagai kehati-hatian agar mendiskoper kehidupan yang frofit di kemudian hari.

1 komentar:

  1. memang pada dasarnya semua kembali terhadap pola pikirnya masing masing :D

    BalasHapus